Thursday, January 15, 2015

Pariwisata Kutai Kartanegara: Wisata Alam Bukit Bangkirai

Bukit Bangkirai adalah kawasan wisata alam yang dikelola oleh PT. Inhutani I Unit Balikpapan . Bukit Bangkirai ini terletak di Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Bukit Bangkirai dapat ditempuh melalui perjalanan darat selama 1,5 jam dari Kota Balikpapan atau berjarak sekitar 150 km dari kota Tenggarong atau Samarinda dan hanya sekitar 58 km dari arah kota Balikpapan serta 20 km dari ibukota Kecamatan Samboja. Bukit Bangkirai terletak di KM 38 jalan Soekarno Hatta arah balikpapan.
kpmb_peta_balikpapan-1

Akses jalan menuju kawasan Bukit Bangkirai tergolong cukup baik. Dari Arah balikpapan, Anda dapat belok kiri di KM 38 jalan Soekarno Hatta dan selusuri jalan yang ada kurang lebih sepanjang 7 KM sampai anda menemukan Gerbang Masuk Kawasan Bukit Bangkirai yang berada di sisi kiri jalan. Mulai dari gerbang masuk ini, jalan agak bergelombang, namun secara keseluruhan, badan jalan dalam kondisi baik karena telah diberi batu palu/kerikil sabagai lapisan surface. Bila anda pergi ke bukit bangkirai, jangan kaget bila anda memasuki kawasan tersebut melewati penjagaan security dan menemukan adanya dump truck yang membawa batubara (DT hauling) karena di kawasan ini juga terdapat area pertambangan batu bara.

Kawasan wisata ini menawarkan pesona hutan hujan tropis yang masih alami, yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana wisata seperti restoran, lamin untuk pertemuan, kolam renang, serta cottage maupun jungle cabin.
Kawasan ini disebut  Bukit Bangkirai karena Hutan ini didominasi oleh pohon jenis Bangkirai yang tumbuh di kawasan hutan lindung ini. (Maskot utama obyek wisata yang telah mendunia ini). ada pohon yang berusia lebih dari 150 tahun dengan ketinggian mencapai 40 hingga 50 m, dengan diameter 2,3 m. Pertumbuhan banir (akar papan) yang besar dan kuat menjadikan pohon ini memiliki nilai keindahan tersendiri.
Di kawasan ini terdapat canopy bridge (jembatan tajuk) sepanjang 64 m yang digantung menghubungkan 5 pohon Bangkirai di ketinggian 30-40 m. Jembatan tajuk ini merupakan yang pertama di Indonesia, kedua di Asia dan yang kedelapan di dunia. Konstruksinya dibuat di Amerika Serikat. Canopy Bridge inilah yang menjadi pusat daya tarik dari kawasan Bukit Bangkirai. Untuk mencapai spot Canopy Bridge, anda harus melewati beberapa track jalan menyusuri anak tangga dan jalan tanah yang cukup mendaki.
Meniti canopy bridge atau jembatan tajuk yang digantung menghubungkan 5 pohon Bangkirai. menyusuri jembatan gantung di ketinggian 30-40 meter dari muka tanah diiring desiran angin yang sejuk seirama  jembatan yangberayun-ayun . sambil melihat panorama hutan hujan tropis (tropical rain forest) Bukit Bangkirai serta mengamati dari dekat formasi tajuk tegakan “Dipteropcarpaceae” yang menjadi ciri khas hutan hujan tropis, yang membentuk stratum atas yang saling sambung menyambung.  terdapat dua menara dari kayu ulin yang didirikan mengelilingi batang pohon Bangkirai.
SEJARAH SINGKAT PEMBANGUNAN JEMBATAN TAJUK (CANOPY BRIDGE)
Setelah dilakukan survey lokasi dan pemeriksaan pohon penyangga dan lingkungan muka dilakukan pembangunan tahap pertama pada bulan januari 1998. Selanjutnya dilakukan pembangunan tahap kedua hingga selesai pada bulan februari 1998. Maka total masa pembangunan adalah satu bulan.
Dikerjakan oleh para kontraktor dari Amerika yang tergabung dalam Canopy Contraction Associated sebanyak 6 orang yang bertinfak selaku pelaksana langsung di lapangan dengan dibantu oleh 3 tenaga lokal.
Selain kayu seluruh material yang digunakan dalam pembangunan Canopy Bridge ini adalah merupakan baja anti kawat (Galvanized) asal Amerika. Selain itu, desain dan konstruksi yang diterapkan merupakan teknologi terbaru dibidangnya. Tentu saja semua itu merupakan suatu usaha untuk menjamin keamanan dan keselamatan pengunjung yang melewatinya.
Konstruksi dan umur jembatan ini diperkirakan mampu bertahan hingga 15-20 tahun selaras dengan umur pohon penyangga itu sendiri.
Walaupun keamanan dan keselamatan jembatan ini telah dijamin oleh INHUTANI selaku pemilik namun ketaatan dan kepatuhan pengunjung untuk mentaati peraturan yang ada tetap mutlak diperlukan bagi kepentingan kita semua.
(Disadur dari Pengumuman di Mading Kawasan Bukit Bangkirai)

Untuk naik ke atas dan melewati canopy bridge, anda diperlukan membayar HTM Rp 20.000 untuk turis lokal dan Rp 50.000 untuk turis asing. Namun HTM tersebut tergolong kecil  bila anda telah berada di atas Canopy Bridge dan merasakan keindahan hutan tujan tropis Kalimantan. Adrenalin anda juga akan terpacu saat melewati Canopy Bridge tersebut, perasaan berdebar-debar saat jantung memompakan darah ke pembuluh begitu kerasa saat pertama kali melewati jembatan pertama dimana terasa sekali jembatan bergoyang saat berjalan diatas jembatan, ditambah dengan hembusan angin pada ketinggian 30-40 meter tersebut membuat adrenalin semakin keluar. Namun lambat laun, perasaan debar tersebut akan teralihkan dengan keindahan alam sekitar. Inilah keindahan alam kalimantan, hutan hujan tropis yang lebat nan memikat.

Saat anda berada diatas, jangan lupa untuk mengabadikan momen-momen tersebut dengan beberapa kali jepretan kamera karena momen tersebut sayang untuk dilewatkan bila tidak diabadikan. Keindahan tak ternilai. Hutan kalimantan, salah satu pusat paru-paru dunia.

IMG-20130329-00624
IMG-20130329-00630



Jika anda ingin berwisata di akhir pekan, kawasan wisata alam Bukit Bangkirai yang terletak di Kecamatan Samboja mungkin dapat dijadikan pilihan liburan bersama keluarga, relasi atau kekasih. Di kawasan Bukit Bangkirai ini, wisatawan dapat menikmati suasana hutan hujan tropis yang masih alami dan bahkan kicauan burung dan suara-suara satwa hutan lainnya pun masih dapat didengarkan.

Tak hanya itu, para wisatawan yang memiliki masalah berada di ketinggian mungkin dapat mencoba tantangan untuk meniti canopy bridge atau jembatan tajuk yang digantung menghubungkan 5 pohon Bangkirai. Tentunya ada perasaan ngeri namun mengasyikkan bila menyusuri jembatan gantung di ketinggian 30 meter dari muka tanah sementara desiran angin yang sejuk cukup membuat bulu kuduk merinding, apalagi jembatan semakin berayun-ayun di saat kita baru mencapai separo jalan.

Tapi bagi yang jiwanya tidak memiliki masalah terhadap ketinggian, berjalan menyusuri canopy bridge sungguh menyenangkan. Dari atas canopy bridge, wisatawan dapat dengan leluasa melihat panorama hutan hujan tropis (tropical rain forest) Bukit Bangkirai serta mengamati dari dekat formasi tajuk tegakan "Dipteropcarpaceae" yang menjadi ciri khas hutan hujan tropis, yang membentuk stratum atas yang saling sambung menyambung.
Panjang keseluruhan canopy bridge yang ada di Bukit Bangkirai adalah sepanjang 64 meter yang menghubungkan 5 pohon Bangkirai. Untuk mencapai canopy bridge, terdapat dua menara dari kayu ulin yang didirikan mengelilingi batang pohon Bangkirai.
"Canopy bridge yang ada di Bukit Bangkirai ini merupakan yang pertama di Indonesia, kedua di Asia dan yang kedelapan di dunia. Konstruksinya dibuat di Amerika Serikat, dan dari segi keamanan juga cukup terjamin." kata Ir Ruspian Noor, salah seorang petugas dari PT Inhutani I.

Sebagai kawasan wisata alam, berbagai sarana dan prasarana telah dipersiapkan bagi para wisatawan yang datang seperti restoran dengan menu yang cukup bervariasi, lamin untuk pertemuan yang mampu menampung 100 orang, serta penginapan berupa cottage dengan fasilitas AC maupun jugle cabin, yakni cottage yang tidak dilengkapi fasilitas listrik sehingga wisatawan yang menginap disitu dapat merasakan suasana hutan yang sebenarnya.
Kawasan Bukit Bangkirai yang luasnya mencapai 1.500 hektare ini merupakan kawasan hutan konservasi yang mempunyai peran penting untuk mengembangkan monumen hutan alam tropika basah yang dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan lingkungan dan kehutanan.
Kawasan hutan wisata ini bertujuan untuk mengembangkan potensi wisata alam dan penelitian ilmiah serta meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap lingkungan dan hutan. Pada tanggal 14 Maret 1998, 510 hektare dari kawasan ini diresmikan sebagai kawasan wisata oleh Djamalludin Suryohadikusumo, Menteri Kehutanan RI pada Kabinet Pembangunan VI sebagai upaya pengembangan potensi wisata alam dan ilmiah serta untuk meningkatkan kecintaan terhadap lingkungan terutama pada flora dan fauna.
Kawasan wisata alam ini diberi nama Bukit Bangkirai karena dominannya pohon jenis Bangkirai yang tumbuh di kawasan hutan lindung ini. Pohon Bangkirai pun kemudian dijadikan maskot utama obyek wisata yang telah mendunia ini. Di kawasan ini banyak terdapat pohon Bangkirai yang berumur lebih dari 150 tahun dengan ketinggian mencapai 40 hingga 50 m, dengan diameter 2,3 m. Pertumbuhan banir (akar papan) yang besar dan kuat menjadikan pohon ini memiliki nilai keindahan tersendiri.
Bukit Bangkirai terletak sekitar 150 km dari kota Tenggarong atau Samarinda dan hanya sekitar 58 km dari arah kota Balikpapan serta 20 km dari ibukota Kecamatan Samboja. Untuk mencapai kawasan wisata alam ini, wisatawan dapat menempuhnya melalui jalan darat dengan menggunakan kendaraan roda empat maupun roda dua.

Secara geografis, kawasan Bukit Bangkirai termasuk dataran rendah (primary lowland) "Dipterocarp forest" yang stabil, sehingga kawasan ini dijadikan tempat invasi burung dari wilayah Kawasan Hutan Taman Wisata Bukit Soeharto (sekitar 30 km) maupun wilayah sekitarnya yang terkena pengaruh kebakaran hutan. Dari pengamatan yang telah dilakukan, terdapat 113 jenis burung yang hidup di kawasan Bukit Bangkirai ini.
Jenis-jenis fauna yang ada di kawasan Bukit Bangkirai adalah Owa-Owa (Hylobates muelleri), Beruk (Macaca nemestrina), Lutung Merah (Presbytus rubicunda), Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis), Babi Hutan (Susvittatus), Bajing Terbang (Squiler) serta Rusa Sambar (Corvus unicolor) yang telah ditangkarkan.

Kawasan Bukit Bangkirai juga kaya akan anggrek alam yang tumbuh secara alami di pepohonan yang masih hidup maupun yang sudah mati. Sedikitnya ada 45 jenis anggrek yang dapat dijumpai di kawasan ini, diantaranya adalah Anggrek Hitam (Coelegyne pandurata) yang sangat terkenal dan menjadi salah satu maskot Kalimantan Timur. Selain pembudidayaan anggrek-anggrek alam, juga dilakukan pengembangan anggrek silangan seperti Anggrek Kala, Anggrek Apple Blossom dan Anggrek Vanda. Selain kebun anggrek, kawasan wisata alam ini juga dilengkapi dengan kebun buah-buahan seluas 4 hektare.
Untuk menjaga keutuhan dan kelestarian pohon bangkirai di kawasan ini, pihak pengelola Bukit Bangkirai menawarkan program Adopsi Pohon kepada para sponsor atau donatur untuk menjadi "orangtua asuh" bagi pohon-pohon bangkirai yang dikehendaki. Saat ini pengadopsian pohon tersebut banyak dilakukan oleh pihak VIVO JICA Japan. Anda tertarik untuk mengadopsi sebuah pohon? Datanglah ke Bukit Bangkirai, berekreasi sambil melestarikan alam.

0 comments:

Post a Comment